Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi
|
Zat-zat makanan dalam tubuh kita diubah menjadi energi. Proses pencernaan dalam tubuh kita menghasilkan sari makanan. Sari makanan ini dibakar dalam sel menghasilkan energi. Pada saat mengubah zat makanan menjadi energi, sel menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan berupa zat-zat sisa metabolisme, zat ini tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh. Oleh karena itu, zat ini harus dibuang agar tidak meracuni tubuh. Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut proses pengeluaran atau ekskresi. Zat Limbah ini diekskresikan keluar tubuh oleh organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati
1.Penyakit pada ginjal.
1. Pyelonephritis
Infeksi
dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk
dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke
kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri.
Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat
menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis
yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak
menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat
berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran
darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi,
dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan
meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin
dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran
kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi
(pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.
2. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis,
penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan
sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem
imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel
dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan
peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik.
Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan
jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes
laboratorium. Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Jika pengobatan diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan
pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan
plasma dari darah), suatu prosedur untuk membuang bagian darah yang
mengandung antibodi.
Glomerulonephritis
merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit
Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah
dalam bongkah glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan,
dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi, dalam arti
kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri
streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi
lainnya. Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa
glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara
langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini lebih kepada
kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai
respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh.
Hal ini mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang
tersangkut dalam bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen
ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada tiap kasus,
antibodi atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui
sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai penyakit sirkulasi
kompleks.
3. Batu Ginjal
Disebut
juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan
benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu yang menjadi
demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung banyak
garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi garam mineral menjadi
berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi partikel padat disebut
batu ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika batu
tersebut terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau
penyumbatan. Diklasifikasikan sekunder jika berkembang setelah adanya
infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa
keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal. Baik itu
berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup membuat
terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang
ada dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan
terus tumbuh. Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan
kumpulan bakteri, jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah
kecil. Mineral menarik partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat
batu bertambah besar, bagian permukaan dapat menjadi tempat bagi
mineral lain dan kemudian bertambah besar.
Batu
ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan dengan sendirinya
meski akan menimbulkan rasa sakit. Batu yang lebih besar memerlukan
pembedahan, atau dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan
gelombang suara dalam prosedur yang disebut ultrasonic lithotripsy.
4. Gagal Ginjal
Disebut
juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi
ginjal. Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika serangannya
tiba-tiba) atau kronis. Gagal ginjal akut berakibat pada berkurangnya
volume urin, kadar zat-zat bernitrogen, potasium, sulfat, dan fosfat
diatas normal dalam darah, dan rendahnya kadar sodium, kalsium, dan
karbon dioksida darah yang juga jauh dibawah normal. Biasanya orang yang
terkena ini sembuh dalam enam minggu atau kurang.
Sebab
dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya tubulus didalam
ginjal oleh obat-obatan atau larutan organik seperti karbon
tetraklorida, aseton, dan etilen glikol, bersinggungan dengan senyawa
logam seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal dapat pula
disebabkan karena cidera fisik atau operasi besar yang membuat
kehilangan banyak darah atau juga akibat penyakit yang merusak korteks
(bagian luar) dari ginjal. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri
berat, diabetes yang merusak medula (bagian dalam) ginjal, dan karena
kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya
arteri ginjal, penyakit liver, dan tersumbatnya saluran kencing dapat
mengakibatkan gagal ginjal akut; pada situasi yang jarang terjadi,
gagal ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal. Komplikasi yang timbul
dari gagal ginjal termasuk gagal jantung, paru-paru berair, dan
bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal
ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari penyakit yang sudah lama
diidap oleh ginjal. Pada gagal ginjal kronis darah menjadi lebih asam
dibandingkan biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium dalam
tulang. Kerusakan saraf dapat pula terjadi
2. Gangguan pada kulit
Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan kulit sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada penyakit yang tidak berbahaya dan berbahaya. Gangguan kulit yang biasa terjadi adalah sebagai berikut. A. Biduran Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. Jika penyakit ini disebabkan oleh alergi, maka cara pencegahannya adalah dengan menghindari bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter. B. Ringworm Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur. C. Psoriasis Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan. D. Kanker kulit Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak
dengan sinar matahari yang terlalu banyak.
E. Skabies
Skabies
disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh
parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat
menular pada orang lain.
F. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis.
Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
G. Jerawat
Jerawat
merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak.
Penyakit tersebut umumnya dialami anakanak masa remaja. Jerawat
biasanya menyerang bagian wajah, dada atas, dan punggung. Bekas
jerawat dapat menimbulkan bopeng.
Pemijitan
jerawat secara tidak benar perlu kamu hindari, sebab hal tersebut
dapat menyebabkan infeksi. Cara pencegahan timbulnya jerawat yang
paling mudah yaitu makan makanan yang seimbang, cukup tidur dan olah
raga, serta rajin menjaga kebersihan kulit.
H. Biang keringat
Biang
keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau
orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat
oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna.
Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik
kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat
menyebabkan biang keringat.
Orang
yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak terlalu
tinggi, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota
badan yang terkena biang keringat yaitu daki, leher, punggung, dan
dada.
Agar
kamu tidak terkena biang keringat, aturlah ventilasi ruangan dengan
baik. Selain itu, jangan berpakaian yang terlalu tebal dan ketat.
Namun, jika kamu sudah terlanjur terserang biang keringat, taburkan
bedak di sekitar biang keringat. Apabila bintikbintik biang keringat
sudah mengeluarkan nanah, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
3. Gangguan pada hati Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak bekerjanya hati dan empedu. Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan hati misalnya penyakit hepatitis dan kuning. A. Hepatitis Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. B. Penyakit kuning Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
C.sirosis hati.
Minuman beralkohol yang menjadi bagian dari gaya hidup sebagian kaum selebriti dapat pula menimbulkan sirosis hati setelah dikonsumsi dalam waktu yang lama. Selain tenhadap hati, alkohol juga dapat menyerang otot-otot jantung dan otak. Terapi Makanan bagi Penderita Gangguan Lever Penderita gangguan lever dianjurkan makan makanan yang dikukus atau direbus dan menghindari goreng-gorengan, karena lemak dapat merangsang hati untuk bekerja keras dalam kondisi sakit. Juga perlu dihindari masakan yang terlalu banyak mengandung cuka, lengkuas, cabai, bawang, dan rempah-rempah, seperti: merica, pala, dan ketumbar, karena bahan-bahan tersebut dapat merangsang lambung, dan secara refleks hati menjadi nyeri. Perbandingan makanan yang mengandung lemak, protein, dan karbohidrat adalah 1:1:5. Untuk menghindari terjadinya infiltrasi lemak dan degenerasi jaringan fungsional pada hati, makanlah makanan yang mengandung protein yang bernilai tinggi dan kaya kolin serta metionin. Kedua zat tersebut berfungsi mendorong penghancuran lemak dalam hati. Lemak yang diberikan harus diseleksi, yaitu lemak yang bukan terdiri atas asam lemak bebas yang didapat dari minyak goreng, mentega, margarin, atau lainnya. Dengan demikian, semua jenis makanan yang digoreng tidak baik dikonsumsi. Ada bermacam-macam penyakit hati. Infeksi oleh virus, parasit, gangguan metabolisme, obstriksi, dan keracunan, merupakan beberapa di antaranya. Dapat pula karena susunan makanan yang tidak seimbang dan konsumsi kolesterol terlalu tinggi menyebabkan kelainan pada hati. Defisiensi protein pun dapat memicu penyakit had, berupa pembengkakan hati karena degenerasi lemak. Penyakit ini lazim diderita anak-anak Afrika yang lebih dikenal dengan narna penyakit kwashiorkor. Adanya kwashiorkor ditandai dengan berhentinya pertumbuhan, pembengkakan tangan, kaki, perut, dan wajah. Gangguan Fungsi Hati Hepatitis (Radang Hati) Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena minum alkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan atau terlalu banyak dosis. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat dapat menyebabkan kompliskasi pada organ hati. D.Hepatitis A Timbul kerusakan berat pada jaringan organ hati seeara mendadak yang disebabkan karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor, kerang atau juga ternak. E.Hepatitis B Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang umumnya terdapat pada orang dewasa. Dan jika sistem kekebalan tubuh kita menurun virus ini dapat aktif dalam tubuh. Bisa menular lewat kontak darah, keringat dan air liur. F.Hepatitis C Kerusakan organ hati karena terinfeksi Virus hepaptitis C yang biasanya ditularkan seeara langsung dari satu orang ke orang yang lain lewat darah atau jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya. G.Sirosis Hati (Pengerasan Organ Hati) Penyakit hati kronik yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih dapat diusahakan perbaikan untuk menunda proses kerusakan lebih lanjut.
4.Gangguan pada paru-paru
Gangguan pada paru-paru
Pernahkah kamu melihat orang sakit paru-paru? Bagaimana kondisi orang tersebut? Apa yang menyebabkan orang terkena sakit paru-paru? Penyebab utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi virus dan bakteri serta polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan, pembakaran, dan asap rokok. Penyakit pada paru-paru misalnya asma, TBC, pneumonia, dan kanker paru-paru.
A. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
B. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paruparu sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang manjadi active tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru. TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 - 15 tahun, sehingga pada usia 12 - 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang. 2) Pengobatan pada pasien latent tuberculosis. 3) Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
C. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
D.KANKER PARU-PARU
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru.[1]
Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel
mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon
terhadap paparan kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru.
Sebagai respon dari luka selular, proses reaksi dan radang akan berevolusi. Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik terjadi akibat pergantian lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik yang berkembang menjadi displasia mucosal.
http://www.artikelbagus.com/2013/02/gangguan-pada-sistem-peredaran-darah.html |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar