Evolusi berasal dari kata to evolve (bahasa Inggris) yang berarti berkembang atau berubah secara perlahan-lahan. Asal katanya adalah evolut (Latin) yang berarti menggulir.
APA ITU BIOLOGI EVOLUSI?
Biologi
Evolusi adalah cabang biologi yang membahas semua perubahan-perubahan
yang terjadi di permukaan bumi, sejak awal mula sejarah bumi, sampai
menimbulkan kehidupan dan keanekaragaman makhluk hidup dewasa ini.
Dalam
Biologi, alam kehidupan di permukaan bui ini bukan sesuatu yang selesai
dan sekali jadi, melainkan bertahap, berevolusi dari waktu ke waktu.
Manusia misalnya, merupakan makhluk hidup yang relative paling akhir
hadir di bumi sejak 6 juta tahun yang lalu. Fosil manusia juga
memperlihatkan adanya beberapa spesies yang pernah ada, bukan hanya Homo sapiens. Oleh karena itu, evolusi juga dianggap sebagai sejarah biologis adanya makhluk hidup di bumi dari waktu ke waktu.
APA YANG DIPELAJARI DALAM EVOLUSI?
Dalam
evolusi, kita dapat mempelajari prinsip dan teori serta hukum-hukum
yang menyertainya. Dengan mempelajari evolusi kita memahami sejarah masa
lalu makhluk hidup, dan keterkaitan dengan makhluk hidup dewasa ini
sebagai jalinan turun-temurun yang mengevolusi kepada kehidupan dewasa
ini. Di dalam evolusi juga kita mempelajari bagaimana kehidupan itu
berlangsung, mengapa ada yang punah, mengapa ada yang masih hidup
bertahan. Mengapa makhluk dewasa ini ada yang berbeda dengan makhluk
hidup yang telah lalu. Mengapa ada makhluk hidup yang stabil tak
mengalami perubahan selama kurun waktu tertentu.
ASAL-USUL KEHIDUPAN
TEORI ABIOGENESIS KLASIK
Teori abiogenesis (generatio spontanea) menerangkan
bahwa asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Orang menyusun
teori itu berdasarkan fakta-fakta yang tidak terlalu sulit ditemukan.
Contohnya ikan dan katak berasal dari lumpur, cacing berasal dari tanah,
lalat berasal dari belatung dan belatung dari daging yang busuk, serta
kuman berasal dari makanan basi.
Teori ini dianut oleh ilmuwan terdahulu (klasik), yaitu antara lain Aristoteles (384-322 SM), kemudian diteguhkan pula oleh seorang Belanda bernama Antony van Leuwenhoek
pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung oleh alat mikroskop temuannya yang
dapat memperlihatkan kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia
memperhatikan majkhluk renik yang tumbuh berasal dari jerami yang
direndam, kuman berasal dari udara dan makanan basi.
Teori
abiogenesis tersebut dianut selama lebih dari 20 abad tanpa ada
sanggahan, sampai orang mulai kritis dengan pertanyaan apa benar lalat
muncul dari daging busuk begitu saja tanpa ada peristiwa tertentu
sebelumnya.
TEORI BIOGENESIS
Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19. Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pasteur, Lazzaro Spallanzani, dan Fransisco Redi.
Pengamatan mereka yang lebih terencana, teliti, dan sabar dalam
eksperimen membuktikan bahwa kuman yang tumbuh pada daging adalah karena
induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau belatung lalat tumbuh
dari daging busuk itu disebabkan oleh induk lalat bertelur di daging
tersebut.
Percobaan Redi (1626-1697)
|
Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
|
Tujuan:
Untuk
membuktikan bahwa belatung yang tumbu dari daging adalah karena unduk
lalat yang bertelur menghasilkan belatung di daging tersebut.
|
Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa kuman tidak tumbuh dari kaldu daging yang steril.
|
Prosedur percobaan:
Digunakan
tiga kelompok stoples A, B, dan C. Stoples A steril dari kuman, diisi
sepotong daging dan ditutup kain rapat. Stoples B diisi sepotong
daging lalu ditutup kain kasa. Stoples C diisi sepotong daging dan
dibiarkan terbuka.
Ketiga kelompok stoples itu dibiarkan beberapa hari.
|
Prosedur percobaan:
Digunakan dua kelompok labu.
Kelompok satu berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan dan setelah dingin dibiarkan terbuka beberapa hari.
Kelompok
dua berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan, kemudian ditutup
rapat-rapat dan didinginkan serta dibiarkan beberapa hari.
|
Hasil:
Pada
stoples A tidak tumbuh belatung sama sekali. Pada stoples B lalat
hinggap di atas kasa dan banyak belatung tumbuh di atas kasa serta ada
sedikit yang tumbuh di daging. Pada stoples C lalat hinggap di atas
daging dan banyak belatung tumbuh di daging.
|
Hasil:
Setelah
beberapa hari, pada labu yang dibiarkan terbuka, kaldunya berubah
keruh yang berarti mengandung kuman yang berkembang pesat.
Pada labu yang steril dan dibiarkan tertutup rapat, tidak ditumbuhi kuman dan kaldu tetap tampak jernih.
|
Kesimpulan:
Belatung hanya tumbuh dari daging yang disinggahi lalat (untuk bertelur).
|
Kesimpulan:
Kaldu keruh karena tidak steril, yang menyebabkan adanya pertumbuhan kuman yang terbawa oleh udara.
|
Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Pada
dasarnya, percobaan Pasteur menyempurnakan percobaan Spallanzani. Ia
menggunakan labu yang berhubungan dengan pipa bentuk leher angsa, yaitu
melengkung dua kali sehingga kalau ditegakkan akan menyebabkan
mikroorganisme dari udara tidak dapat mencapai kaldu meskipun udara
dapat tetap masuk, karena terperangkap di lengkungan pipa. Lalu labu itu
diisi kaldu daging dan dipanaskan hingga steril kemudian dibiarkan
beberapa hari. Ternyata kaldu tetap jernih steril. Bila labu yang diberi
pipa bentuk leher angsa itu dimiringkan sampai kaldu keluar dari ujung
pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu menjadi keruh yang berarti
ada mikroorganisme dari udara sewaktu labu miring.
Bukti-bukti
eksperimental ketiga ilmuwan tersebut cukup kuat untuk menyanggah teori
abiogenesis yang sudah dianut sejak Aristoteles hidup. Sebaliknya,
bukti tersebut sekaligus membangun teori baru yang dinamakan teori
biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan, yaitu:
1. omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur;
2. omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup;
3. omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
TEORI ABIOGENESIS MODERN: EVOLUSI KIMIA
Proses
pembentukan kehidupan di permukaan bumi terjadi secara perlahan-lahan
menghasilkan adanya kehidupan yang diterangkan menurut teori abiogenesis
modern oleh Oparin dan Haldane.
Pada tahun 1920-an, dua orang ahli (Oparin dari Rusia dan Haldane dari
Inggris) membuat postulat bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki
kecenderungan menyintesis senyawa organic dari molekul anorganik purba,
yaitu metana (CH4), ammonia (NH3), hidrogen (H2), dan air (H2O).
Namun, Oparin dan Haldane hanya mengemukakan pstulat (hipotesis yang
tidak didukung dengan bukti-bukti). Alasannya karena sulit meniru
kondisi atmosfer purba.
Tahapan Evolusi Kimia
Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi biologi. Tahapan yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut.
1. Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi kosmis di atmosfer purba.
2. Pembentukan
senyawa kimia yang lebih kompleks: urea, formaldehid, asetat, dan
sebagainya asam amino, glukosa, asam lemak, nukleotida.
3. Pembentukan senyawa kompleks dengan cara polimerasi senyawa monomer organic:
4. asam amino polimer protein
5. glukosa polimer amilum, selulosa
6. asam lemak + gliserol lemak
7. nukleotida RNA
8. Beberapa
molekul sederhana dan molekul polimer berinteraksi menjadi agregat
seluler. Beberapa molekul berfungsi secara structural dan menjadi
substrat reaksi untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis.
9. Beberapa
molekul (nukleotida) mengalami polimerasi menjadi RNA yang mampu
bertindak sebagai enzim untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya
reaksi-reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).
10. RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis.
11. Reaksi-reaksi
kimia agregat cikal bakal seluler tersebut tersekat atau terjebak dalam
sekat hidrofobik (lemak) dan ini menjadi cikal bakal sel.
TEORI ABIOTIK LAIN: TEORI PANSPERMIA
Teori
ini menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organic berasal dari
meteorit dan komet yang masuk ke atmosfer bumi sambil membawa zat-zat
organic yang diperlukan bagi evolusi makhluk hidup. Molekul organik itu
telah terbentuk dari proses-proses abiotik di luar angkasa. Beberapa
material organik (termasuk asam amino) memang telah ditemukan pada
meteorit yang masuk ke bumi. Teori Panspermia dan teori evolusi kimia
telah menerangkan bagaimana alam bumi pada awalnya menyediakan material
organik.
EVOLUSI BIOLOGI
Teori
evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil
dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang
menjadi struktur kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan Oparin,
Haldane, dan Urey, asal-usul kehidupan berasal dari sintesis dan
akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik. Molekul dihasilkan
secara abiotik disebut protobion. Sel-sel
hidup dapat berasal dari protobion. Protobion tidak dapat melakukan
reproduksi namun dapat mempertahankan lingkungan kimia di dalamnya dari
pengaruh lingkungan luar. Protobio menunjukkan cirri-ciri hidup lainnya,
yaitu mengalami metabolisme.
Ada beberapa tipe protobion, yaitu koaservat, mikrosfir, dan liposom.
Koaservat
Koaservat
merupakan tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspense
makromolekul (polimer), misalnya polipeptida, asam nukleat, dan
polisakarida yang dikocok. Setiap koaservat merupakan agregat
makromolekul yang sangat hidrofobik (tidak suka air), dikelilingi dan
distabilkan oleh molekul air.
Jika
pada koaservat ditambahkan enzim, enzim tersebut akan diserap. Kemudian
koaservat dapat menyerap substrat dari sekelilingnya dan membebaskan
produk dari hasil katalisis oleh enzim.
Mikrosfir
Mikrosfir
merupakan protobion yang terbentuk dengan sendirinya menjadi tets-tetes
kecil saat didinginkan. Mikrosfir tersusun dari beberapa proteinoid.
Mikrosfir dikelilingi membrane dua lapis dan akan mengalami pembengkakan
atau penciutan osmotik saat ditempatkan dalam larutan garam dengan
konsentrasi yang berbeda.
Liposom
Liposom
merupakan protobion yang langsung terbentuk dengan sendirinya menjadi
tetes-tetes kecil apabila komposisi organiknya mengandung lipid
tertentu. Lipid tersebut terorganisasi menjadi dua lapisan molekul pada
permukaan tetes tersebut, seperti halnya dua lapis membran lipid pada
membran plasma sel.
ASAL-USUL SEL PROKARIOTIK
Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba (progenot). Progenot merupakan cikal bakal universal semmua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariotik purba, seperti:
Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba (progenot). Progenot merupakan cikal bakal universal semmua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariotik purba, seperti:
1. Archaebacteria.
Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap suhu sekitar
100C, kadar garam tinggi, atau kadar asam tinggi. Bersifat anaerob,
memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis protein, memiliki
pigmen fotosintetik berupa bakteriorodopsin, dan mampu menghasilkan ATP
sendiri.
2. Eubacteria.
Eubacteria merupakan bakteri yang hidup pada kondisi lingkungan yang
tidak seekstrim kondisi tempat hidup Archaebacteria. Ada yang bersifat
anaerob dan aerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari
peptidoglikan, memiliki pigmen fotosintetik berupa bekterioklorofil, dna
mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien karena sistem transport
elektronnya lebih berkembang.
Sel
prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur lebih sederhana
dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu, para ahli menduga
bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.
Bagaimana
munculnya bakteri atau Cyanobacteria tersebut? Seperti kita ketahui,
kehidupan tidak muncul secara spontan dari materi yang tidak hidup dan
tidak berwujud seperti yang ada sekarang ini. Namun, kondisi bumi
sekarang sangat berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta
tahun. Kondisi atmosfernya berbeda (misalnya kondisi oksigen yang
minimal), banyak petir, aktivitas gunung berapi, hantaman-hantaman
meteor, serta raidasi UV sangat tinggi dibandingkan dengan keadaan bumi
saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada kondisi dulu memungkinkan
bermulanya kehidupan ini. Namun, masih banyak perdebatan mengenai
asal-usul kehidupan di bumi.
Sampai
dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel-sel eukariotik berevolusi
dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan,
yaitu organel pada sel prokariotik perlahan-lahan berkembang menjadi
lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis
dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya
diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama
mitokondria dan kloroplas berasal dari prokariotik yang berukuran kecil.
Sel prokariotik tersebut menempati sitoplasma sel inang yang berukuran
lebih besar sehingga terbentuk sel eukariotik. Hipotesis ini disebut
sebagai teori endosimbiotik. Teori endosimbiotik bermakna
bahwa sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel yang
lebih sederhana, yang hidup simbiotik dengan sel inangnya.
Bagaimana sel eukariotik sederhana berevolusi menjadi tumbuhan atau hewan? Berikut adalah tahapannya.
EVOLUSI TUMBUHAN
Berdasarkan
dugaan bergabungnya endosimbion, terutama Cyanobacteria, diperkirakan
nenek moyang tumbuhan merupakan konversi organism eukariot heterotrof.
Sel eukariotik yang bagian flagelnya menghilang dan membentuk kloroplas
akan membentuk tumbuhan. Dari bentuk ini berkembang menjadi Algae.
Kebanyakan Algae (ganggang) merupakan organism perairan. Beberapa
ganggang bertalus dan berfilamen. Jenis ganggang ini menutupi danau atau
rawa. Pada awal periode Silurian, ganggang secara periodic mengalami
genangan dan kekeringan. Pada saat kering yang panjang, ganggang rawa
atau laut dangkal mulai beradaptasi untuk melangsungkan hidupnya di
darat. Cara beradaptasi yang mungkin dilakukan adalah dengan membentuk
organ berkutikula tebal dan bermanterl, untuk melindungi sel gamet dari
kekeringan. Diduga jenis-jenis ganggang ini berevolusi menjadi tumbuhan
lamut dan paku, dan pada evolusi tahap lanjut menjadi tumbuhan
berpembuluh.
EVOLUSI HEWAN
Hewan berevolusi dari Protista (kelompok ganggang) berflagel menjadi organisme kelompok Protozoa, seperti Trypanosoma dan Protozoa bersilia.
Pada
evolusi hewan, yang terjadi selanjutnya adalah perubahan hewan bersel
satu menjadi hewan bersel banyak (multiseluler). Hewan bersel banyak ini
diperkirakan pada mulanya berbentuk bola berongga yang terdiri dari
satu lapis sel (blastea).
Beberapa
hewan invertebrate laut melakukan adaptasi untuk dapat hidup di darat.
Adaptasi yang dilakukan berupa penyesuaian alat pernapasan untuk
menghirup oksigen dari udara, dan alat gerak agar dapat bergerak di
darat.
TEORI-TEORI EVOLUSI
Teori evolusi dibentuk berdasarkan bukti-bukti yang terbatas mengenai evolusi seperti
- Rekaman fosil sebagai bukti langsung
- Keanekaragaman makhluk hidup sekarang tersebar di berbagai daerah biogeografi yang berbeda
- Homologi (perbandingan) struktur tubuh organisme
- Homologi embrio à konsep atau hukum rekapitulasi
- Homologi molekul informasi (DNA dan protein)
♚ Teori-Teori Evolusi Pra-Darwin
à tidak didukung oleh bukti yang cukup di lapangan ataupun di laboratorium
1. Teori Kreasionisme
· Penciptaan : Terjadi dalam sekali saja secara lengkap, tidak ada evolusi atau perubahan lagi terhadap makhluk hidup.
· Tokoh yang mendukung teori ini adalah Aristoteles
· TIDAK VALID, karena beberapa makhluk hidup pada zaman yang berbeda
2. Teori Katatropisme
· Penciptaan : Keanekaragaman makhluk hidup à asal : nenek moyang yang umum
· Kepunahan à Bencana alam
· Tokoh : George Cuvier, ia menemukan lapisan batuan fosil yang mewakili tiap zaman yang berbeda yang menjadi petunjuk dari teori ini.
3. Teori Gradualisme
· Evolusi : Perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tapi pasti
· Tokoh : James Hutton
4. Teori Uniformitarianisme
· Evolusi : Proses geologis à pola seragam à kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu
· Contoh: terbentuknya gunung serta erosi gunung yang terjadi membuktikan keseimbangan
· Tidak menjelaskan terbentuknya spesies.
· Tokoh : Charles Lyell
5. Teori Lamarck
· Evolusi : Pewarisan sifat genetis dari lingkungan à diwariskan secara genetic
· Bagian tubuh yang tidak digunakan ≈ retardasi, yang digunakan ≈ semakin kuat dan besar
· Tokoh : Lamarck
· TEORI TIDAK VALID à Percobaan induk ekor tikus yang dipotong, tidak mewariskan pengalaman tanpa ekornya tersebut kepada keturunannya.
♚ Teori Evolusi Darwin (Teori Seleksi Alam)
Teori ini dikemukakan oleh Charles Darwin (1809-1882). Teorinya menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam. Teori ini disusun berdasarkan fakta yang ia kumpulkan selama perjalanannya mengelilingi dunia dengan kapal Beagle. Fakta yang ia temukan untuk mendasari teorinya ditemukan pada saat ia menjelajah Kepulauan Galapagos serta beberapa tempat di Amerika Selatan. Tujuan awal pelayaran tersebut sebenarnya adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Namun, di tengah-tengah pengamatan itu ternyata Darwin menemukan hal lain yang lebih menarik yakni berbagai macam spesimen fauna serta flora yang endemik. Ia melihat bahwa flora dan fauna di wilayah Amerika Selatan memiliki karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan flora-fauna Eropa.
Yang membuat Darwin semakin tertarik adalah spesies di Kepulauan
Galapagos yang kebanyakan tidak ditemui di tempat lain. Pengamatannya
terutama fokus kepada evolusi burung finch. Menurut pengamatannya, Kepulauan Galapagos memiliki total 14 spesies burung finch yang berkerabat dekat. Kekerabatan itu dibatasi oleh perbedaan pada paruhnya. Paruh burung finch tersebut beradaptasi terhadap makanan tertentu.
Setelah melalui pengamatannya yang mendalam, Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On the Origin of Species by Means of Neutral Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan tanggal 24 November 1859.
Dua buku yang memengaruhi pembentukan teorinya adalah:
- Principles of Geology karya
Charles Lyell. Buku tersebut menguraikan bahwa perubahan geologis
bersifat gradual (perlahan-lahan tapi pasti), konsisten, serta terus
menerus
- Buku
Malthus, yang menerangkan bahwa penduduk dunia bertambah menurut deret
ukur (2,4,6,8,…) sedangkan jumlah makanan bertambah menurut deret hitung
(1,2,3,4…). Oleh karena jumlah makanan yang tidak dapat mencukupi
seluruh penduduk, maka akan ada kecenderungan perebutan sumber daya
melalui perjuangan untuk hidup (struggle for existence).
Teori Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean Society (tahun
1958). Ide Darwin mengenai evolusi biologis ternyata serupa dengan ide
Wallace yang memisahkan distribusi hewan-hewan di Sulawesi. Teori Darwin
melalui seleksi alam mencakup tiga hal penting yaitu :
♘ Seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan reproduksi organisme
♘ Seleksi alam terbentuk dari interaksi antara lingkungan dengan variasi yang dimiliki oleh organisme
♘ Produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme terhadap lingkungannya.
Teori Evolusi Darwin atau teori seleksi alam mengandung dua pemahaman bahwa :
❥ Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu
❥ Terbentuknya spesies karena seleksi alam.
Teori Darwin menguraikan bahwa variasi yang cocok dengan lingkungannya
saja yang dapat hidup dan mewariskan sifat-sifat menurunnya yang cocok
kepada anak keturunannya. Keturunan yang cocok hidup inilah yang dapat
berkembang baik dan menguasai habitatnya. Sedangkan yang tidak cocok
akan mati dan punah (terseleksi).
FAKTA EVOLUSI
A. Fakta Langsung Evolusi
- Adanya variasi makhluk hidup
Makhluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki hubungan kekerabatan à hubungan filogenetis. Filogeni adalah sejarah asal usul suatu spesies atau kelompok organisme yang berkerabat.
- Adanya fosil
B. Fakta Tidak Langsung Evolusi
· Kajian Biogeografi
Biogeografi
: pengetahuan geografi makhluk hidup yang mencoba menerangkan mengapa
suatu jenis organisme (hewan atau tumbuhan) berada dan hidup di suatu
tempat tetapi tidak di tempat lain. Contoh : mengapa badak bercula satu
hanya ada di Ujung Kulon. Tiap lingkungan geografis dengan iklim dan
topografinya memberi tekanan seleksi terhadap makhluk hidup secara khas,
sehingga setiap spesies yang hidup pada habitatnya memiliki survival (kemampuan makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya) yang berbeda disbanding spesies yang sama yang hidup di tempat lainnya.
Biogeografi hewan à zoogeografi. Biogeografi tumbuhan à fitogeografi
· Kajian Paleontologi
Paleontologi : ilmu tentang fosil.
Fosil adalah sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena
proses-proses geologis yang membentuknya. Proses geologis tersebut ialah
:
- Proses fisika à
akibat : bangkai mengalami pengawetan secara fisik. Contoh: pembekuan
bangkai oleh salju abadi dan pengeringan bangkai akibat penimbunan
tanah.
- Proses kimiawi. Contoh: adanya zat pengawet alami sehingga bangkai tidak dapat didekomposisi oleh mikroba.
Macam Fosil
· Fosil biologis : fosil tubuh makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak utuh.
· Fosil sisa : (tanda adanya kehidupan) contohnya jejak telapak kaki, alat, dan perkakas.
Kelemahan Fosil
1. Rekaman
fosil selalu tidak lengkap. Bagian yang menjadi fosil umumnya adalah
bagian yang keras seperti tulang, cangkang, dan gigi.
2. Urutan fosil tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang utuh. Ada mata rantai yang hilang (missing link).
Contoh fosil yang dapat ditemukan secara lengkap sehingga dapat menceritakan kembali urutan filogeni adalah :
· Archaeptra, yaitu bentuk antara reptilia purba dengan burung purba
· Seymoria, yaitu bentuk transisi antara amfibi purba dengan reptilia purba
· Fosil kuda yang menggambarkan bentuk-bentuk transisi lengkap, sejak dari Hyracotherium, Mesohippus, Pliohippus, dan Equus (kuda modern)
Penentuan Usia Fosil
1. Menaksir umur relatif
Ditentukan
dengan cara penentuan usia sedimen batuan dimana fosil ditemukan.
Tumpukan sedimen secara superposisi dapat memberi informasi urutan usia
fosil. Umur relatif dapat ditentukan pula dengan prinsip korelasi fosil,
yaitu dengan cara mempelajari kandungan fosil pada tiap sedimen.
Sedimen dengan kandngan fosil yang sama pastinya memiliki usia geologis
yang sama.
2. Umur absolut
Umur absolut dapat ditaksir berdasarkan waktu paruh atom-atom radioaktif yang terdapat pada fosil tersebut. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan agar separuh atom-atom radioaktif berubah menjadi isotopnya yang lebih stabil.
Homologi (Perbandingan Struktur) Anatomi
Homologi
adalah perbandingan struktur yang sama meskipun secara fungsional
berbeda. Contohnya melalui perbandingan tungkai, dapat diketahui ide
mengenai adaptasi dan evolusi vertebrata. Di antara tungkai tersebut ada
tungkai yang beradaptasi untuk tangan yang prehensil (dapat memegang)
seperti pada manusia dan primata, ada tungkai untuk berjalan (pada
kuda), ada tungkai untuk terbang (burung), dan ada tungkai untuk
berenang (paus, lumba-lumba). Macam-macam tungkai tersebut dapat
dibandingkan dengan hewan pada berbagai macam zaman yang berbeda.
Homologi Molekul
Molekul-molekul
tubuh makhluk hidup (DNA, RNA, dan protein) bersifat universal dan
berlaku umum pada setiap makhluk hidup, namun beraneka ragam pada
tiap-tiap kelompok makhluk hidup. Molekul pembawa informasi genetik ini
dapat dianggap sebagai pembawa rekaman evolusi. Pada saat struktur
molekul suatu makhluk hidup dibandingkan dengan struktur molekul makhluk
hidup lain, maka kita dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara
kedua makhluk hidup tersebut.
Homologi Embriologi
Perkembangan
embrio berbagai macam makhluk hidup terdiri dari proses yang sama yaitu
dari zigot, morula, blastula, gastrula, dan seterusnya. Perkembangan
tersebut sama, yang berbeda hanyalah tahap diferensiasi dan spesialisasi
jaringan embrional menjelang janin siap menetas atau lahir. Ini berarti
semua makhluk hidup memiliki asal usul ontogeni yang sama.
Ontogeni
adalah perkembangan individu dari satu sel menjadi individu dewasa.
Filogeni adalah sejarah perkebangan makhluk hidup dari makhluk yang
hidup sebelumnya. Para
ahli berpendapat bahwa ontogeni (perkembangan individu) adalah ulangan
dari revolusi filogeni (perkembangan hubungan kekerabatan organisme).
Kaidah ini dianggap terlalu berlebihan karea tidak benar bahwa
vertebrata berevolusi dari bentuk ikan menjadi bentuk reptil, kemudian
menjadi bentuk berkaki empat.
SPESIASI
Spesiasi
atau pembentukan spesies pada dasarnya dapat digunakan sebagai saksi
hidup mengenai apa yang terjadi di masa lalu, maka dari itu proses
spesiasi dapat pula dianggap sebagai bukti bahwa proses evolusi memang
berlangsung.
Syarat terjadinya spesiasi adalah :
1. Adanya perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan evolusi. Contohnya,
bencana alam dapat menyebabkan timbulnya kepunahan massal di muka bumi.
2. Adanya relung (niche) yang kosong
Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organisme. Suatu
spesies selalu menempati relung tertentu. Suatu relung umumnya hanya
dapat ditempati oleh satu jenis spesies saja. Kepunahan massal akan
menimbulkan relung-relung kosong yang akan menyebabkan relung-relung
baru terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila relung
tersebut kosong (tidak ada organisme yang menempatinya), maka akan ada
banyak organisme yang berusaha menempati relung tersebut.
3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme
Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba mengisi relung yang
kosong. Keberhasilan suatu organisme mengisi relung ditentukan oleh
seberapa besar kecocokan organisme tersebut dibandingkan dengan
persyaratan relung yang kosong.
PROSES SPESIASI
A. Isolasi Geografi
Isolasi
geografi : batas alam. Apabila batas alam tidak dapat dilewati, suatu
populasi tidak akan pernah bertemu dengan populasi lainnya.
· Proses
spesiasi simpatri : proses spesiasi yang terjadi dalam area geografi
yang sama dari suatu spesies yang paling berkerabat. Spesiasi terjadi
karena aspek genetik, morfologi, tingkah laku, fisiologi, dan lain-lain.
Contoh : populasi mencit di Eropa Barat memiliki sejumlah populasi
kecil yang tidak interfertilisasi dengan populasi di sebelahnya walaupun
penyebarannya sangat luas di Eropa Barat.
· Spesiasi
tidak simpatri : proses spesiasi yang terdapat dalam area geografi yang
berbeda dibandingkan dengan area geografi suatu spesies yang paling
berkerabat. Dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Spesiasi alopatri
: proses spesiasi yang terjadi di daerah yang berjauhan atau berlainan
dari suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Sebagian
dari populasi suatu spesies terpisah dan hidup di daerah yang berlainan.
Karena adanya pemisahan, keanekaragaman yang terbawa dari populasi yang
terpisah, berbeda dalam frekuensi alelnya. Oleh karena kedua daerah
memiliki perbedaan dalam banyak hal, seleksi alam yang bekerja pada
masing-masing area akan berbeda pula. Ketika kedua populasi tersebut
bertemu di kemudian hari, tidak ada lagi interaksi social di antara
kedua populasi tersebut. Contoh : Macaca brunnescens dianggap jenis berbeda dari Macaca ochreata karena terpisah secara geografi.
2. Spesiasi parapatri : proses
spesiasi yang terjadi di daerah yang bersebelahan dengan daerah dari
suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Daerah
penyebaran meliputi lebih dari satu macam habitat dengan persyaratan
yang berbeda. Dengan berjalannya waktu, terbentuklah suatu populasi yang
tetap bersebelahan tetapi kemampuan interfertilnya secara gradual
menurun, berbanding lurus dengan jarak antara dua populasi. Akhirnya
pada suatu keadaan akan ada dua populasi yang sudah tidak mampu
berinteraksi secara interfertil, sehingga harus dianggap sebagai spesies
tersendiri.
3. Spesiasi peripatri : proses
spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang
paling dekat hubungan kekerabatannya. Suatu organisme memiliki kisaran
toleransi tertentu, akibatnya jenis tersebut akan menempati daerah
tertentu. Semakin jauh dari pusat penyebarannya, maka lingkungannya pun
makin berbeda. Dengan demikian spesies yang menempati daerah tersebut
akan semakin berbeda dengan spesies yang menempati pusat. Dengan
demikian, interaksi antara populasi tersebut dengan populasi satu
spesiesnya menjadi sangat terbatas.
B. Isolasi Reproduksi
Proses spesiasi yang ditinjau dari : keberhasilan terjadinya pembuahan (kemungkinan pertemuan antara dua jenis sel gamet à proses pra-kawin) dan keberhasilan suatu perkawinan (proses pasca kawin). Spesiasi pra kawin meliputi :
1. Kromosomal : perbedaan jumlah, bentuk, urutan kromosom berpengaruh dalam perubahan.
2. Musim : perbedaan musim kawin atau musim berbunga menyebabkan individu hanya dapat saling membuahi individu tertentu yang cocok.
3. Parthenogenesis : individu identik dengan induk yang menghasilkannya.
4. Morfologi atau struktural : perbedaan struktur tubuh (morfologi) menyebabkan pembuahan menjadi tidak mungkin.
Spesiasi pasca kawin meliputi :
1. Letalitas : adanya embrio yang letal
2. Sterilitas : individu yang dilahirkan tidak dapat memiliki keturunan.
3. Semi-letal
: individu yang dihasilkan, meskipun hidup normal dan dapat memiliki
keturunan, memiliki vitalitas yang sangat rendah.
MEKANISME EVOLUSI
KOLAM GEN (‘GENE POOL’ ATAU ANGGUN GEN)
Anggun gen atau gene pool
adalah jumlah total alel di dalam semua individu yang menyusun
populasi. Frekuensi gen di dalam populasi bersifat tetap dari waktu ke
waktu. Keadaan tetap konstan ini mentaati hukum Hardy-Weinberg. Rumus
hukum Handy-Weinberg adalah sebagai berikut :
· Misal alel yang dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a.
· Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan; freq(A) = p; freq(a) = q; p + q = 1.
· Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka
· freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi,
· freq(aa) = q2 untuk homozigot aa,
· dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.
Syarat Berlakunya Hukum Hardy-Weinberg
1. Ukuran populasi cukup besar
2. Populasi terisolasi
3. Jumlah mutasi gen dalam alel setimbang
4. Perkawinan acak
5. Kemampuan reproduksi antar individu sama
Faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan Hukum Hardy-Weinberg adalah :
1.Perubahan anggun gen karena kebetulan
2.Terjadi arus gen secara tidak seimbang
3.Mutasi tidak seimbang
4.Perkawinan tidak acak.
Jadi, seleksi alam dapat digambarkan sebagai berikut :
Seleksi alam à menghasilkan ketidakseimbangan genetik à menyebabkan perubahan adaptif à menyebabkan evolusi
Empat
faktor perubahan frekuensi gen di dalam populasi (yang telah disebutkan
di atas) disebut sebagai factor penyebab evolusi mikro (faktor penyebab
terjadinya penyimpangan Hukum Hardy-Weinberg). Evolusi mikro
adalah perubahan bertahap pada tingkat gen yang menimbulkan perubahan
fenotip (penampakan fisik) organisme. Evolusi mikro merupakan bagian
dari makroevolusi. Evolusi makro adalah
perubahan secara bertahap yang menyebabkan terbentuknya suatu kelompok
taksonomi seperti spesies baru, genus baru, dll. Contoh evolusi mikro
adalah perubahan frekuensi gen-gen pada Biston betularia.
** Macam Seleksi Alam pada Evolusi Mikro
1. Seleksi alam yang menyeimbangkan alel rata-rata
2. Seleksi alam yang membagi atau memecah spesies menjadi dua spesies dengan sifat ekstrim.
3. Seleksi alam yang mengarahkan.
** Pengaruh Seleksi Alam terhadap Variasi
Variasi
adalah keanekaragaman individu dalam suatu spesies. Variasi disebabkan
oleh variasi lingkungan dan variasi genetis. Macam-macam variasi terdiri
dari :
❥ Poligeni : variasi kontinum yang disebabkan oleh banyak gen memengaruhi satu fenotip
❥ Polimorfisme : variasi yang disebabkan oleh aneka alel dalam satu gen.
❥ Cline : perubahan genetis disebabkan oleh karakter menurun sepanjang perbedaan geografis yang berbeda secara kontinum
KETERBATASAN TEORI DARWIN
1. Mekanisme seleksi alam tidak selalu berjalan
2. Sewaktu
Darwin menulis teorinya, pengetahuan mengenai genetika juga baru
muncul. Darwin tidak menjelaskan mekanisme evolusi secara genetis.
3. Sewaktu
Darwin memunculkan teori evolusi, ilmu paleontology belum berkembang
pesat, sehingga yang terjadi adalah apa yang dikatakan Darwin sebagai
mata rantai yang hilang (missing link).
4. Homologi molekul lebih akurat dibandingkan dengan teori Darwin.
5. Para
ahli evolusi dewasa ini menganggap bahwa evolusi biologi bukan hanya
semata-mata didasari teori Darwin, tetapi juga teori evolusi pasca
Darwin yang semuanya dirangkum menjadi satu teori yang dinamakan teori
sintetis.
KONSEP BARU TEORI EVOLUSI
Konsep baru tentang evolusi yaitu teori netral, evolusi netral, dan mutasi netral.
Teori netral adalah teori yang menerangkan bahwa pada level molekul,
seleksi alam tidak selalu bekerja. Bagian DNA atau protein yang bebas
dari tekanan seleksi alam akan mengalami evolusi netral. Evolusi netral
adalah evolusi yang menghasilkan keanekaragaman tanpa fungsi tertentu
(contoh: keanekaragaman isozim = kumpulan enzim yang bekerja sama untuk
menghasilkan suatu substrat). Mutasi netral adalah mutasi yang
menghasilkan sifat baru tanpa dibebani seleksi alam.
Kajian dan kecenderungan baru dalam evolusi dapat dilihat di bawah ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar